Jumat, 25 September 2015

Pengertian Kebudayaan


Prasejarah adalah masa sebelum ditemukannya tulisan
Sejarah adalah masa stelah ditemukannya tulisan
Sebelum abad ke 5 tulisan masuk ke Indonesia yang dibawa oleh india, sebelum itu tulisan sudah ada di mesir pada 3500 thn sebelum masehi dengan bahasa hevioglif.
Jaman purba menggunakan aksara palawa
Urutan peradaban yang ada di dunia:
1.       Mesir
2.       Mesopotamia
3.       China
4.       Lembah sungai hindus <india>
5.       Amerika selatan di Peru : 500SM dengan suka yang mendiami adalah Aztec, inca dan Maya
Kebudayaan berasal dari kata budaya
Budaya menurut Ki Hajar Dewantoro adalah cipta, rasa dan karsa dari manusia
Budaya selalu menciptakan system ide/gagasan yang abstrak/tidak tampak atau yangdisebut juga dengan ranah kognitif <alam piker manusia>
Ranah kognitif manusia akan kelihatan setalah adanya system tingkah laku atau system social
Kebudayaan itu ada karena manusia memiliki akal budi, contoh salah satu hasil dari kebudayaan adalah pakaian, guna dari pakaian adalah untuk menutup aurat, estetika <cantik>, dan melindungi diri dari cuaca.
Kebudayaan itu diadakan karena ada fungsinya, dan fungsinya adalah untuk mempermudah kehidupan manusia dalam rangka kehidupannya <memeanusiawikan manusia>.
Kebudayaan harus dipelajari
1.       Internalisasi

Proses internalisasi seperti yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Antropologi diartikan sebagai Proses belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu serta emosi yang diperlukan sepanjang hidup manusia. Pada dasarnya segala macam bakat, emosi, perasaan telah tertanam dalam gen manusia. Sebagai makhluk yang memiliki otoritas atas dirinya sendiri, manusia dapat mengembangkan berbagai bakat dan perasaan yang dimilkinya. Namun untuk mengembangkan segenap bakat dan potensi diperlukan berbagai stimuli yang berada di sekitarnya. Ketika seorang manusia terlahir ke dunia, lingkungan awal yang akan ditemuinya adalah lingkungan keluarga, lebih spesifik lagi adalah ayah dan ibu. Pada awalnya, seorang bayi hanya mengerti dua hal dalam hidup ini, kepuasan dan ketidak puasan. Namun seiring dengan bejalannya waktu, bertambah pula pengalaman mengenai bermacam-macam perasaan baru yang menjadi modal dasar dalam pembentukan karakter dan kepribadian manusia. Proses pengenalan berbagai macam perasaan yang diperoleh melalui jalan belajar inilah yang dimaksud dengan proses internalisasi. Maka proses internalisasi yang dimaksud adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.

2.       Sosialisasi adalah
Berger seorang ahli sosiologi mendefinisikan sosialisasi sebagai “a process by which a child learns to be a participant member of society” proses melalui mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Dari penjelasan Berger dapat kita analisis bahwa proses sosialisasi lebih menekankan pada bagaimana cara kita untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dan norma kebudayaan yang berlaku di suatu lingkungan masyarakat. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekililingnya yag menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk penyesuaian diri tersebut yang akan menuntun seorang manusia untuk dapat bergabung dalam kelompok masyarakat. Dalam proses sosialisasi ada satu hubungan kuat antara sebuah sistem sosial dengan individu itu sendiri. Untuk memasuki sistem sosial yang rumit sorang individu harus dapat mempelajari esensi dari sistem sosial lingkungannya.
Sosialisasi ini mempunyai arti yang sangat penting untuk pembelajaran kebudayaan. Hanya lewat proses inilah norma-norma sosial yang merupakan wujud kebudayaan idea yang dimiliki oleh suatu masyarakat diwarisakan ke generasi selanjutnya. Selain itu dengan adanya proses sosialisasi ini sangat membantu individu dalam penerapan langsung kebudayaannya sendiri, bukan lagi tahu tetapi menerapkannya dalam perilaku nyata.
Ada beberapa agen sosialisasi yang mendukung antara lain adalah keluarga, kelompok bermain, sekolah, lingkungan kerja, dan media massa. Semua agen sosialisasi ini mempunyai peranan penting dan saling terkait satu sama lain. Namun, yang paling mendasar adalah agen sosialisasi keluarga, karena merupakan agen utama dan pertama yang melaksanakan sosialisasi bagi anak-anaknya, mengenalkan budaya kepada anak-anaknya. Di agen sosialisasi inilah merupakan awal mula sesorang mengenal dan belajar budanyanya.

3.      Enkulturasi
Proses enkulturasi atau “pembudayaan” dapat diartikan sebagai suatu proses dimana seorang individu menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-adat, sistem norma dan peraturan-peraturan yang hidup dan berkembang dalam kebudayaannya. Dalam proses ini, seorang individu mulai membiasakan nilai-nilai yang telah dikenalnya sebagai suatu kebiasaan pola aktivitas. Berawal dari proses enkulturasi, kebiasaan-kebiasaan yang acap kali dilakukan oleh anggota masyarakat lama kelamaan akan menjadi sebuah kebudayaan. Proses pembisaan atau pembudayaan ini berawal dari perilaku yang dilakukan secara terus menerus dimana dengan begitu sebuah perilaku tersebut akan membentuk pola dan akhirnya menjadi sebuah kebudayaan bersama. Sebagai contoh adalah pembudayaan cara makan yang telah diterapkan dalam lingkungan pondok pesantren. Pertama kali yang terjadi adalah proses internalisasi, terus sosialisasi tentang bagai mana cara makan yang baik, dan terakhir adalah pembudayaan cara makan tersebut secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, karena dilakukan secara terus menerus, maka akan membentuk sebuah pola perilaku dan menjadi sebuah kebudayaan milik bersama. Sorang individu dalam hidupnya juga sering meniru dan membudayakan berbagai macam tindakan setelah perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan meniru itu telah diinternalisasi dalam kepribadiannya. Hal ini jelas sekali bahwa semua kebudayaan yang sudah ia kenal, dan sudah diinternalisasikan akan dia wujudkan dan wujudkan dalam tindakan nyata.



Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Copyright © Mr. Know | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑